KAJIAN TEORI; PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

 PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

Ø  Tinjauan Tentang Stres Kerja

A.    Pengertian Stres Kerja

            Stres merupakan kondisi alamiah dari kehidupan manusia, seringkali muncul ungakapan dari seseorang yang mengatakan “saya stres”, “saya stres dengan pekerjaan”, atau “bekerja membuat saya sangat stres karena tekanan”, dan berbagai ungkapan lainnya. Hal ini menjadikan stres sangat sulit untuk didefinisikan secara langsung, karena sebab-akibat stres menjadi hal berbeda-beda setiap orang. Namun, kebanyakan orang mendefinisikan stres adalah perasaan yang negatif bukan perasaan yang positif.(1)

            Menurut Handoko stres merupakan ketidakmampuan dalam mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosial, dan spiritual manusia yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut.(2) Sementara Robbins mendefinisikan stres kerja merupakan beban kerja yang berlebihan, perasaan susah, dan ketegangan emosional yang menghambat performa individu.(3)

            Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa stres kerja merupakan ketegangan yang dialami oleh seseorang dalam menghadapi beban kerja yang berlebihan dan dapat mempengaruhi kesehatan fisik.

B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja

            Menurut Robbins dan Judge terdapat tiga faktor yang dapat menimbulkan dan menyebabkan stres kerja, yakni:(4)

1.      Faktor lingkungan, yang terjadi secara tidak pasti dalam lingkungan organisai maupun lingkungan rumah yang dapat menyebabkan tingkat stres dikalangan pegawai.

2.      Faktor organisasi, tekanan untuk menyelesaikan tugas dalam kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang berlebihan, seorang atasan yang menuntut dan tidak peka serta rekan kerja yang tidak menyenangkan.

3.      Faktor individu, faktor ini mencakup kehidupan pribadi pegawai terutama persoalan keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik kepribadian bawaan.

C.    Indikator Stres Kerja

            Indikator stres kerja menurut Robbins dibagi menjadi tiga, yakni:(5)

1.      Tuntutan tugas, merupakan faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang. Faktor ini mencakup kondisi kerja, tata letak kerja fisik dan desain pekerjaan seseorang berupa otonomi, keragaman tugas, tingkat otomatisasi.

2.      Tuntutan peran, berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu dalam organisasi. Konflik peran menciptakan harapan-harapan yang sulit untuk dipuaskan. Ambiguitas peran tercipta bila harapan peran tidak dipahami dengan jelas oleh karyawan tidak pasti apa yang harus dikerjakan. Kelebihan peran terjadi bila karyawan diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang dimungkinkan oleh waktu.

3.      Tuntutan antar pribadi, merupakan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain. Kurangnya dukungan sosial dari rekan- rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, khususnya diantara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial tinggi.

Ø  Tinjauan Tentang Kinerja Pegawai

A.    Pengertian Kinerja Pegawai

            Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya. (6) Sedangkan Stoner mendefinisikan kinerja sebagai kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dihasilkan oleh individu, kelompok ataupun organisasi.(7) Menurut pendapat Mathis dan Jackson kinerja pada dasarnya merupakan apa yang dikerjakan dan tidak dikerjakan oleh karyawan.

            Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah tindakan-tindakan atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang dapat diukur dan dihasilkan oleh individu, kelompok atau organisasi. T. Hani Handoko di dalam bukunya beliau menjelaskan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Beliau berpendapat bahwa karyawan bekerja dengan produktif atau tidak tergantung pada motivasi kerja, kepuasan kerja, tingkat stress dan sistem kompensasi dan perilaku lainnya.(8)

B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

            Menurut Mathis dan Jackson, pembahasan mengenai permasalahan kinerja karyawan tidak terlepas dari berbagai macam faktor, diantaranya yakni:(9)

1.      Faktor kemampuan (ability), secara psikologis kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill), artinya pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

2.      Faktor motivasi, motivasi membentuk sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan kerja.

C.    Indikator Kinerja Pegawai

            Menurut Mathis dan Jackson indikator kinerja terbagi menjadi lima, yakni:(10)

1.      Kuantitas, diukur dari persepsi karyawan terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.

2.      Kualitas, dapat diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. Hasil pekerjaan yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.

3.      Ketepatan waktu, diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan dari awal waktu sampai menjadi output. Karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang telah ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas yang lainnya.

4.      Kehadiran, tingkat kehadiran karyawan dalam perusahaan dapat menentukan kinerja karyawan. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kehadiran dan ketaatan dari karyawan kepada peraturan dan prosedur perusahaan atau adanya penerapan disiplin waktu terhadap karyawan.

5.      Kemampuan bekerja sama, yaitu kemampuan karyawan untuk bekerja sama dengan karyawan yang lain dalam menyelesaikan pekerjaan, yang berarti bahwan karyawan lebih mengutamakan untuk melakukan kerja sama daripada bekerja secara individu.

Ø  Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Pegawai

      Stres kerja dapat berperan positif maupun negatif terhadap kinerja. Secara sederhana stres memiliki potensi untuk mendorong atau mengganggu pelaksanaan kerja, apabila stres tidak ada maka tantangan kerja juga tidak ada sehingga kinerja cenderung menurun. Stres yang tidak dapat diatasi akan berpengaruh terhadap kinerja. Pada tingkat tertentu stres itu perlu. Sejalan dengan meningkatnya stres, kinerja cenderung naik karena stres membantu pegawai untuk mengerahkan segala sumber daya dalam memenuhi berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerjaan. Akhirnya, apabila stres sangat besar, kinerja akan menurun hal ini karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Sebagaimana ditunjukkan oleh kurva hubungan U terbalik antara stres kerja dan kinerja, peningkatan jumlah stres yang rendah dapat meningkatkan kinerja tetapi hanya sampai titik tertentu. Apabila terlalu stres dapat mengakibatkan kinerja menjadi lebih rendah. Berikut adalah gambar hubungan U terbalik antara stres kerja dan kinerja  menurut Stephen P. Robbins:(11)

1.       Lalu Muhammad, “Manajemen Stres Kerja (Sebuah Kajian Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari Aspek Psikologi Pada ATC”, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), hlm. 14.

2.       Sahat Simbolon, Pengaruh Stres, Lingkungan, dan Budaya Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan, (Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021), hlm. 18.

3.       Ibid. hlm. 18.

4.       Ibid, hlm. 20.

5.       Novi Susanti dan Mardiana, “Pengaruh Stres Kerjan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Tirta Mahakam Resources Tbk Samarinda”, Jurnal Ekonomi,Vol 2, No 2. Tahun 2018.

6.       Robert L, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Salembe Empat, 2002), hlm. 78.

7.       Priyono, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Surabaya: Zifatama, 2010), hlm. 189.

8.       Hani Handoko, Manajemen   Personalia   dan   Sumber   Daya   Manusia, (Yogyakarta: BPFE, 2019), hlm. 192.

9.       Ahmadi, Optimalisasi Motivasi Dan Kinerja Pegawai Memahami Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya, (Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021), hlm. 50.

10.    Ibid, hlm. 52

11.    Vivi Setyawati, “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di SDIT Salsabila Baiturrahman Prambanan Klaten”, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019), hlm. 22.

1.

Komentar